Lombok Tengah – Pelantikan dan Istigotsah Pengurus Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor PW GP Ansor NTB berlangsung khidmat di Pondok Pesantren Ulumul Qur’an Setiling, pada Sabtu, 11 Januari 2025. Acara ini dihadiri lebih dari 1.500 peserta yang terdiri dari pengurus PBNU, pengurus PWNU NTB, pengurus PCNU se-Lombok, pengurus PW GP Ansor, pengurus PC GP Ansor se-NTB, para tuan guru, ulama, dan ribuan jamaah.
Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor NTB Ahmad Jumaili dalam sambutannya menyampaikan Terimakasih atas dilantiknya sebagai pengurus MDS Rijalul Ansor. Ia juga meminta dukungan kepada semua fihak terutama pengurus Pusat, Wilayah dan Cabang serta para pimpinan Pondok Pesantren di NTB untuk turut mensukseskan beberapa program yang dicanangkan MDS Rijalul Ansor PW GP Ansor NTB Masa Khidmat 2024-2028.
“Terimakasih dan mohon dukungan semua fihak terutama PBNU, PWNU, PCNU dan PP GP Ansor hingga PAC GP Ansor di seluruh NTB, juga para pimpinan Pondok Pesantren se Nusa Tenggara Barat” Ungkapnya.
Dikatakannya, salah satu program prioritas MDS Rijalul Ansor NTB adalah melakukan pengkaderan para Da’i muda agar mampu berdakwah ala ahlussunnah wal jamaah an nahdliyyah. Serta bekerjasama dengan sejumlah fihak untuk distribusi Da’i ke seluruh instansi-instansi pemerintah serta swasta di NTB.
Sementara itu, Ketua PW GP Ansor NTB, Irvan Wahid, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengurus MDS Rijalul Ansor yang telah bersedia menjadi pengurus dan mewujudkan program-program organisasi. Ia menegaskan pentingnya penguatan struktur organisasi hingga tingkat kecamatan.
“PW GP Ansor NTB saat ini fokus pada penguatan struktur. Empat kabupaten/kota telah rampung di seluruh kecamatan, dan targetnya akhir Januari ini seluruh NTB sudah terbentuk, baik GP Ansor maupun lembaga dibawahnya yaitu Banser dan Rijalul Ansot” ujar Irpan.
Irpan juga menekankan bahwa keberadaan MDS Rijalul Ansor sebagai badan otonom GP Ansor bertujuan untuk merangkul kiai muda NU dan tokoh-tokoh muda NU lainnya. Ia menambahkan bahwa berbagai program akan terus digencarkan, termasuk pelatihan untuk Banser pada Februari mendatang.
“Kerja-kerja organisasi akan kita lakukan dengan massif. Cabang-cabang wajib melakukan kaderisasi. Saya berkomitmen lahir batin untuk membantu,” tegasnya.
Sekjend PP Rijalul Ansor Gus Cokki Guntara yang juga hadir memberikan sambutan menyampaikan sejumlah pesan yang berisi visi besar MDS Rijalul Ansor pusat. Satu diantaranya adalah, MDS Rijalul Ansor di Wilayah dan Cabang diharapkan bisa melakukan pengkaderan melalui Dirosah Ula, Wusto Dan Ulya di masing-masing tingkatan.
“Inilaj yang membedakan MDS Rijalul Ansor dengan Organisasi perkumpulan Da’i lainnya. Mereka dikader secara matang melalui Dirosah. Sehingga kader-kader MDS Rijalul Ansor tidak hanya bisa berdakwah, tapi juga berorganisasi di Nahdlatul Ulama” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, pentingnya melakukan pendataan Nasab dan Sanad Keilmuan para ulama-ulama di Indonesia dan Ulama-ulama di seluruh wilayah di Indonesia. Sebab saat ini menjadi penting sanad keilmuan untuk memastikan bahwa ilmu yang diberikan kepada masyarakat tersambung hingga baginda Rasulullah Muhammad SAW.
“ini juga pesan khusus dari Pimpinan Pusat, pendataan nasab dan sanad keilmuan. Kemudian agar nama-nama para guru kita para ulama dan Masyaikh tersebut di tawasulli disetiap kegiatan GP Ansor.” Tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PBNU, DR. Muhammad Faesal, menyoroti tantangan perubahan zaman, termasuk etika dan nilai-nilai yang mulai bergeser. Ia menilai MDS Rijalul Ansor memiliki peran strategis dalam mengembalikan generasi muda kepada akhlak dan nilai-nilai ajaran para ulama.
“Agenda yang paling penting adalah kaderisasi. MDS harus membina da’i muda yang tidak hanya paham agama, tetapi juga fenomena global,” ujar Faesal.
Ia juga mendorong agar penguatan program keagamaan tidak hanya dirasakan oleh kader GP Ansor, tetapi juga masyarakat Nahdliyyin secara umum.
Ketua PWNU NTB, TGH Masnun Tahir, menutup rangkaian sambutan dengan harapan agar Rijalul Ansor menjadi garda depan dakwah keagamaan di NTB.
“Permintaan penceramah pada Ramadan sangat tinggi. MDS Rijalul Ansor dan LDNU harus memiliki da’i yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan ini,” ungkapnya.
Masnun juga menekankan pentingnya memanfaatkan era digital untuk memperkuat pengkaderan dan menyebarkan dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah di tengah masyarakat.
Pelantikan ini diharapkan menjadi momentum bagi MDS Rijalul Ansor untuk melahirkan kader-kader muda NU yang mampu menghadapi tantangan zaman dan memperkuat perjuangan Nahdlatul Ulama di NTB.[]