Lombok Tengah, Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor PW GP Ansor NTB akan menggelar pelantikan pengurus masa khidmat 2024-2028 pada Sabtu, 11 Januari 2025, bertepatan dengan 11 Rajab 1446 H. Acara ini akan berlangsung di Pondok Pesantren Ulumul Qur’an, Desa Setiling, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, dengan rangkaian kegiatan pelantikan dan istigotsah.
Ketua Panitia, Heri Nurdiansyah, menyebutkan pelantikan ini akan dihadiri langsung oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Dr. Muhammad Faesal, dan Sekretaris Jenderal PP MDS Rijalul Ansor, Gus Cokki Guntara. “Kehadiran tokoh-tokoh nasional ini diharapkan menjadi penyemangat bagi kader-kader Ansor di NTB untuk terus berkhidmat,” ujarnya, Jumat, 10 Januari 2025.
Turut diundang sejumlah tokoh agama, pejabat daerah, dan pimpinan organisasi masyarakat. Di antaranya adalah Gubernur Terpilih NTB Dr. Lalu Muhammad Iqbal, Ketua PWNU NTB, Kapolda NTB, Bupati Lombok Tengah, Ketua PCNU se NTB, MUI, Baznas Lombok Tengah. Turut diundang pula sejumlah tokoh legislatif, seperti anggota DPR RI Rahmat Hidayat dan TGH Ibnu Kholil dari DPD RI.
Ketua MDS Rijalul Ansor NTB, Ahmad Jumaili, mengatakan bahwa pelantikan kali ini sengaja digelar di Setiling untuk menguatkan kembali basis NU di wilayah Batukliang Utara.
“Dulu, hampir seluruh warga di Batukliang Utara merupakan bagian dari NU. Namun, karena kurangnya perhatian, semangat ke-NU-an di sini mulai melemah,” kata Ahmad Jumaili. “Kami ingin menghidupkannya kembali dengan menghadirkan acara yang melibatkan tokoh-tokoh besar NU di tempat ini.”
Misi Revitalisasi Aswaja
Ahmad Jumaili menjelaskan, MDS Rijalul Ansor memiliki misi menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mengembangkan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah an Nahdliyah di NTB. Langkah ini dilakukan melalui konsolidasi para tuan guru muda, dakwah yang damai, serta revitalisasi tradisi Aswaja.
“Tradisi Aswaja yang berakar dari Nahdlatul Ulama memiliki peran penting dalam membentuk masyarakat yang moderat, toleran, dan berakhlakul karimah. Revitalisasi ini adalah kunci untuk menjaga keberagaman dan harmoni sosial di NTB,” ujar Ahmad Jumaili.
Pelantikan ini diharapkan menjadi momentum strategis bagi MDS Rijalul Ansor untuk memperkuat jaringan dakwah serta mempererat tali ukhuwah islamiah di seluruh wilayah NTB.
Harapan Besar PW GP Ansor NTB pada MDS Rijalul Ansor
Sementara itu, Ketua PW GP Ansor NTB, Dr. Irpan Suriadiata dalam kesempatan berbeda mengatakan, pentingnya peran strategis Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor dalam melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan, khususnya yang berorientasi pada pembinaan generasi muda Nahdlatul Ulama (NU).
Menurutnya, Rijalul Ansor tidak hanya menjadi lembaga yang menjalankan tradisi keagamaan seperti dzikir, sholawat, dan istigotsah, tetapi juga berfungsi sebagai ruang pembentukan karakter dan penguatan akidah generasi muda NU. “MDS Rijalul Ansor adalah lembaga yang sangat diharapkan untuk menjadi motor penggerak kegiatan keagamaan yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan generasi muda saat ini,” ungkapnya.
Dr. Irpan menambahkan, salah satu indikator utama keberhasilan PW GP Ansor NTB dapat dilihat dari bagaimana Rijalul Ansor mampu maju dan berkembang dalam menjalankan tugasnya. Ia menekankan bahwa keberhasilan lembaga ini tidak hanya diukur dari kuantitas kegiatan yang dilaksanakan, tetapi juga dari kualitas dampaknya terhadap penguatan nilai-nilai Islam Ahlussunnah Wal Jamaah an Nahdliyah di tengah masyarakat.
“Rijalul Ansor adalah etalase Ansor secara keseluruhan. Artinya, wajah Rijalul Ansor mencerminkan bagaimana GP Ansor berperan di masyarakat. Oleh karena itu, kemajuan Rijalul Ansor menjadi tolak ukur keberhasilan kami dalam membangun kaderisasi keagamaan yang berkelanjutan,” tegas Dr. Irpan.
Ia juga menyoroti pentingnya inovasi dalam setiap program yang diinisiasi oleh Rijalul Ansor. Menurutnya, generasi muda NU menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, sehingga pendekatan dakwah dan pembinaan keagamaan harus disesuaikan dengan dinamika zaman.
“Kami berharap, Rijalul Ansor tidak hanya menjadi pelestari tradisi keagamaan, tetapi juga pelopor dalam menciptakan inovasi program yang dapat menarik perhatian generasi muda. Dengan begitu, nilai-nilai ke-NU-an akan terus relevan dan mampu menjadi solusi atas berbagai persoalan sosial,” pungkasnya.[]